Perbedaan Maag & GERD, Gejala dan Penanganan

Mungkin masih banyak dari kita yang belum mengetahui apa sebenarnya perbedaan dari Maag & GERD dan bagaimana penanganan yang tepat untuknya. Simak info selengkapnya di bawah ini yuk!
Perbedaan maag & gerd

Halo, Sahabat Sehat!

Lambung adalah organ pada sistem pencernaan yang berfungsi untuk memecah makanan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Proses pencernaan di lambung melibatkan proses mekanik dan proses kimiawi. Proses pencernaan mekanik bekerja dengan menggunakan otot lambung, sedangkan proses pencernaan kimiawi bekerja dengan memanfaatkan enzim pencernaan.

Asam lambung adalah cairan bersifat asam yang dihasilkan oleh lambung pada saat proses pencernaan kimiawi. Produksi asam lambung yang berlebihan dapat memicu berbagai penyakit lambung, diantaranya  Maag dan GERD.

Maag dan GERD sering dianggap sebagai penyakit yang sama karena mempunyai gejala yang serupa. Padahal maag dan GERD adalah dua kondisi yang berbeda. Artikel ini akan membahas tentang perbedaan maag dan GERD, gejala penyakit serta penanganan kedua penyakit tersebut.

Perbedaan Sakit Maag & GERD

  • Maag

Maag berasal dari bahasa Belanda yaitu de-maag yang artinya lambung. Sakit maag adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat awam untuk menggambarkan keluhan pada perut.

Dalam istilah kedokteran, sakit maag disebut dengan dispepsia atau kumpulan gejala tidak nyaman pada lambung. Sehingga sakit maag sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, melainkan kumpulan gejala yang mungkin disebabkan oleh penyakit lain.

Gejala dan Faktor penyebab Maag

Berikut adalah gejala-gejala umum yang dirasakan oleh penderita sakit maag:

  • Nyeri atau rasa terbakar pada perut bagian atas
  • Cepat merasa kenyang.
  • Rasa tidak nyaman atau begah setelah makan
  • Kembung
  • Buang angin dan bersendawa
  • Mual
  • Muntah
  • Naiknya isi perut ke kerongkongan (reflux)

Gejala-gejala tersebut timbul karena adanya iritasi pada dinding lambung. Iritasi tersebut dapat disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat atau akibat yang timbul dari penyakit lain. Berikut adalah faktor pemicu sakit maag yang berasal dari gaya hidup tidak sehat:

  • Terlalu banyak mengonsumsi, alkohol, kafein atau minuman bersoda
  • Mengonsumsi makanan pedas, berlemak atau berminyak
  • Mengonsumsi makanan yang bersifat asam seperti tomat atau jeruk
  • Makan terlalu cepat atau terlalu banyak
  • Stres berlebihan
  • Kebiasaan merokok
  • Efek samping dari mengonsumsi obat-obatan tertentu

Penyakit yang dapat memicu gejala sakit maag antara lain:

  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori)
  • Gangguan pencernaan lain seperti gastritis, GERD, tukak lambung, kanker lambung,
  • Gangguan saluran empedu seperti kolesistitis
  • Gangguan pankreas seperti pankreatitis akut dan pankreatitis kronis
  • GERD

Sementara gastro-esophaegal reflux disease atau GERD adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya dispepsia atau sakit maag. GERD adalah kondisi dimana asam lambung naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan gejala yang mengganggu.

Gejala dan Faktor penyebab GERD

Berikut adalah gejala-gejala umum yang dirasakan oleh penderita GERD:

  • Rasa sakit dan terbakar di dada terkadang hingga ke tenggorokan
  • Regurgitasi atau naiknya makanan atau cairan dari lambung ke kerongkongan bahkan hingga ke rongga mulut
  • Nyeri dada
  • Mual
  • Muntah terus menerus
  • Susah menelan atau sakit saat menelan
  • Suara serak
  • Batuk kronis
  • Kehilangan selera makan

GERD terjadi karena katup sfingter esofagus yang berfungsi untuk mencegah makanan bergerak kembali ke mulut tidak bisa menutup dengan sempurna.

Pada kondisi normal, katup satu arah ini akan terbuka selama beberapa saat ketika Anda menelan, dan tertutup kembali setelahnya. Saat katup tidak menutup kembali, asam lambung akan naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mengganggu kinerja katup sfingter esofagus:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Merokok atau sering terkena paparan asap rokok
  • Perubahan hormon
  • Hamil
  • Hernia
  • Efek samping dari mengonsumsi obat-obatan tertentu

Bila GERD tidak ditangani dengan serius, penyakit tersebut dapat memicu komplikasi lain seperti penyempitan kerongkongan, pendarahan di kerongkongan, hingga memperbesar risiko terserang kanker esofagus.

Penanganan Yang Tepat Untuk Maag & GERD

Sakit maag dan GERD sama-sama dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat. Perubahan gaya hidup dapat membantu meringankan gangguan pencernaan. Hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala maag & GERD:

#1. Hindari makan terlalu banyak 

Cobalah untuk makan lima atau enam porsi kecil sehari, bukan tiga kali makan besar. saat lambung terisi penuh, otot lambung akan meregang dan memberikan tekanan lebih pada otot di katup tenggorokan bawah sehingga katup dapat terbuka secara tiba-tiba dan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

#2. Jaga berat badan agar tetap pada batas ideal

Kadar lemak yang berlebihan pada bagian perut dapat memberikan tekanan lebih besar ke lambung sehingga meningkatkan peluang terjadinya refluks atau naiknya asam lambung ke kerongkongan.

#3. Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok

Komponen polutan yang terdapat pada asap rokok dapat mengiritasi saluran pencernaan.Ditambah lagi jika pola makan jadi berantakan akibat sensasi rasa kenyang yang dihasilkan setelah merokok.

#4. Perhatikan makanan dan minuman yang Anda konsumsi

Hindari makanan atau minuman yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih, seperti makanan pedas, asam, tinggi lemak, kopi, alkohol, dan minuman bersoda. Selain itu usahakan untuk lebih sering mengonsumsi makan yang berserat dan bernutrisi.

#5. Perhatikan waktu makan Anda

Hindari makan menjelang tidur, berikan jeda sekitar tiga jam sebelum tidur. Tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan. Jika Anda langsung tidur setelah makan, makanan yang belum tercerna dengan sempurna dapat naik kembali ke kerongkongan. Saat tidur, coba untuk memposisikan kepala ±15 cm lebih tinggi. Anda bisa menggunakan dua bantal untuk membantu memposisikan kepala.

#6. Perhatikan obat-obatan yang Anda konsumsi

Beberapa obat dapat memicu asam lambung atau memberikan efek samping berupa gangguan pencernaan. Hindari obat penghilang rasa sakit tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium. Jangan lupa untuk selalu  berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi obat-obatan.

#7. Hindari stres yang berlebihan

Stres sebenarnya adalah sebuah mekanisme pertahanan tubuh. Namun, stres yang berlebihan dapat memicu produksi asam lambung. Cobalah untuk melakukan olahraga yang mempunyai efek relaksasi seperti yoga dan taichi

Sakit maag dan GERD tidak boleh disepelekan karena dapat memicu masalah kesehatan yang lebih parah. Untuk memastikan diagnosis penyakit, dibutuhkan sederet pemeriksaan dokter seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Jika rasa sakit atau gejala yang Anda rasakan semakin parah, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.